Tawuran yang terjadi antar pelajar dan mahasiswa di berbagai tempat merupakan indikasi belum berfungsinya kehidupan tatanan sosial budaya di kalangan remaja dan pemuda. Potret buram dunia pendidikan kembali tercoreng dengan terungkapnya aksi kekerasan yang terjadi di SMA 34 Pondok Labu Jakarta yang dilakukan oleh sekelompok pelajar senior terhadap pelajar yunior yang tergabung dalam geng Gazper (Kompas, 11/11/2007). Hal ini menambah deretan panjang kekerasan di kalangan pelajar dalam beberapa tahun terakhir. Belum hilang dari ingatan kita kekerasan yang terjadi di IPDN yang merenggut nyawa praja Cliff Muntu, kini kekerasan terjadi pada pelajar SMA yang relatif masih muda belia. Sepertinya kekerasan sudah menjadi budaya di kalangan pelajar dalam menunjukkan identitasnya. Konon kekerasan yang dilakukan mereka berkaitan dengan aksi solidaritas. Mengapa sebagian pelajar mudah sekali menggunakan kekerasan? Ada apa dengan sekolah? Benarkan kekerasan yang mereka lakukan terkait dengan aksi solidaritas dan suatu cara menunjukkan identitas? Siapa yang salah dan paling bertanggung jawab? Itulah beberapa pertanyaan mendasar yang membutuhkan jawaban bijak dan tepat.
Link Download: