Karya ini bermula dari sebuah kajian filologi Naskah “al-Waraqah al-Sulthaniyyah” yang merupakan satu-satunya naskah yang memaparkan tentang interaksi politik, sosial dan ekonomi kesultanan Pontianak di 200 tahun silam dengan pihak kolonial Belanda beserta kerajaan nusantara lainnya. Demi menjaga kelestarian khazanah serta deskripsi tertulis atas fisik naskah yang sebenarnya, maka kajian ini selain memaparkan hal di atas juga mendeskripsi tentang kodikologi naskah, suntingan naskah, dan transliterasi naskah serta isi naskah guna mengetahui interaksi politik, sosial dan ekonomi kesulktanan Pontianak masa lalu.
Dari naskah kuno yang luar biasa ini didapatkan informasi bahwa pada masa kesultanan berkuasa, terlebih pada masa Kesultanan Syarif Qasim bin Abdurrahman al-Qadri dan Syraif Usman bin Badurrahman al-Qadri diketahui adanya 1) keterhubungan yang kuat antara kolonial Belanda dan Sultan Pontianak bahkan ini terjadi di masa priode kedua dan ketiga kesultanan Pontianak, 2) jalinan yang baik antar penguasa pribumi masa lalu dan kolonial Belanda, 3) kerterjalinan hubungan yang kuat dengan keterikatan pihak kesultanan yang menerima gaji dari pihak kolonial Belanda, 4) adanya konflik antar kesultanan Pontianak dan Sambas yang ditunjukkan dengan permintaan bantuan Sultan Pontianak kepada kolonial Belanda untuk mengintervensi kesultanan Sambas, 5) adanya penghormatan dan ketergantungan yang kuat kepada pihak kolonial Belanda, 6) secara simbolis dapat menjadi penguat untuk membangun kembali hubungan yang baik antara pemerintahan Pontianak-Indonesia dan Belanda dalam bentuk yang berbeda kini tentunya, yang juga merupakan simbol yang dapat dijadikan dasar untuk kerjasama yang baik dan harmonis antar kedua pihak.

Download: https://drive.google.com/file/d/1uAELyv3sima-R4MM4y7HueK3XV3ixEqw/view?usp=sharing