Penelitian ini dilatar belakangi oleh konsep pemikiran bahwa budaya sebagai sebuah sistem komunikasi normatif yang berdiri di atas tatanan masyarakat memiliki kekhasan tersendiri memilki hubungan interaksi pedagogis. Secara empirik adanya kebutuhan belajar sebagai suatu kesenjangan yang harus diatasi dan model pembelajaran berlatar budaya lokal sebagai solusinya Penelitian ini bermaksud menemukan model dengan fokus penelitiannya adalah : bagaimana bentuk model pembelajaran berlatar budaya lokal yang dapat meningkatkan interaksi pedagogis siswa dan guru?
Model pembelajaran berlatar budaya lokal yang dapat meningkatkan interaksi pedagogis ini didasarkan pada teori dan konsep sebagai berikut : (1) konsep pembelajaran berlatar budaya lokal, (2) konsep interaksi pedagogis, (3) konsep belajar mengajar, dan (4) konsep pendidikan anak usia dini.
Penelitian ini di desain dengan pendekatan penelitian research and development, metode deskriptif case study. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Sampel penelitian eksperimen menggunakan purposif sampling, dengan menentukan delapan Taman Kanak-Kanak yaitu Taman Kanak-Kanak/PAUD di kecamatan Pontianak Timur yang dibagi menjadi dua kelompok, yakni 4 Taman Kanak-Kanak/PAUD sebagai kelas eksperimen dan 4 Taman Kanak-Kanak/PAUD lainnya sebagai kelas kontrol.
Kesimpulan penelitian ini adalah: (1) penyelenggaraan Pendidikan Taman Kanak-Kanak TK/ Kecamatan Pontianak Timur menunjukkan bahwa tingkat pencapaian pengembangan kelompok usia 4-6 tahun yang meliputi nilai-nilai agama dan moral (mengenal Tuhan melalui agama yang dianutnya; membiasakan diri beribadah; memahami perilaku mulia (jujur, penolong, sopan, hormat, dsb); membiasakan diri berperilaku baik; fisik motorik kasar, motorik halus, kesehatan fisik; kognitif; bahasa; dan sosial emosional di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Pontianak Timur masih kurang optimal; (2) model yang dikembangkan secara konseptual mampu meningkatkan interaksi pedagogis adalah pengembangan konseptual model yang dilakukan secara aktif partisipatif dalam memantapkan model; (3) implementasi model dilakukan melalui tahapan pengujian model melalui teknik: analisis kualitas model, penilaian ahli, dan uji lapangan; dan (4) efektivitas model pembelajaran berlatar budaya lokal untuk meningkatkan interaksi pedagogis cukup tinggi sehingga memberikan dampak positif baik terhadap pihak tutor (guru) maupun siswa. Kesimpulan penelitaian ini dapat dikemukakan bahwa model prmbelajaran berlatar budaya lokal yang dikembangkan efektif bagi peningkatan interaksi pedagogis diTaman Kanak-Kanak Kecamatan Pontianak Timur. Implikasi penelitian menunjukkan bahwa adanya optimalisasi, motivasi, partisipasi aktif baik dari seluruh komponen pembelajaran seperti, pengelola PAUD, budayawan, dan pihak lain yang terkait. Rekomendasinya bahwa penelitian ini dapat dijadikan alternatif model pembelajaran bagi pengembangan interaksi pedagogis yang berlatar budaya lokal lainnya.
Link Download: