Suatu organisasi akan berhasil mencapai tujuan dan program-programnya jika orang-orang yang bekerja dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya. Agar orang-orang dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka diperlukan seorang pemimpin yang dapat mengarahkan segala sumber daya menuju kearah pencapaian tujuan dalam kepemimpinannya. Menurut D.E mc Farland, seperti yang dikutip oleh sudarwan demin (2008:204), kepemimpinan sebagai suatu proses dimana pemimpinan dilukiskan akan member perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses memengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Secara empiris dan faktual kepemimpinan dalam lingkungan satuan pendidikan harus melibatkan upaya seorang kepala madrasah untuk mempengaruhi prilaku para guru dalam suatu situasi dan agar kepala madrasah dapat melaksanakan fungsi kepemimpinannya. Maka kepala madrasah bukan saja harus memiliki wibawa melainkan harus memiliki kesanggupan untuk menggunakan kewibawaannya terhadap para guru supaya memunculkan guru-guru yang professional dalam bidang nya masing-masing.
Menurut Surya yang dikutip oleh Kundar (2007:47), guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian tuga-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode, selain itu ditunjukkan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya.
Artinya, kepemimpinan kepala madrasah dengan profesionalisme guru sangat erat kaitannya dalam mencapai tujuan pendidikan yang menjadi target utama pendidikan Sehubungan dengan hal tersebut dalam wawancara awal peneliti dengan Kepala Madrasah Aliyah Swasta Syarif Hidayatullah Pontianak (1 Agustus 2014) mengatakan bahwa profesionalisme guru di madrasah ini sangat menentukan gerak dari alur organisasi madrasah aliyah. Artinya, gerak organisasi madrasah dalam mencapai tujuan pendidikan ditentukan oleh profesionalisme guru yang ada dalam madrasah ini, dalam hal terkait dengan kompetensi professional guru di madrasah yang berada dibawah kepemimpinnya, kepala madrasah mengatakan pada aspek penyusunan dan pelaksaan program pembelajaran serta pelaksanaan penilaian proses dan hasil belajar, masih banyak memerlukan perhatian khusus, mengingat kemampuan masing-masing guru sangat berbeda, tergantung pada kompetensi masing-masing.
Berdasarkan hasil grand tour observation diperoleh bahwa Madrasah Aliyah Swasta Syarif Hidayatullah Pontianak sejak berdirinya pada tahun 1986 adalah salah satu Madrasah Aliyah Swasta binaan STAIN Pontianak dengan status Lab School, dan dalam proses perkembangannya sekarang sudah terdapat 8 rombongan belajar (rombel) dan telah mengalami pergantian kepemimpinan sebanyak lima orang kepala madrasah. Maka pada tahun 2014 tepatnya pada tanggal 16 juni 2014 telah diterbitkan SK Kementrian Agama RI tentang peralihan status menjadi MAS. Syarif Hidayatullah Fillial MAN.2 Pontianak, yang pada gilirannya dalam waktu dekat akan menjadi cikal bakal MAN 3 Pontianak.
Link Download: