Perdamaian merupakan sebuah istilah yang mudah diungkapkan namun terkadang tidak mudah untuk diwujudkan. Dalam setiap benak umat manusia menginginkan suasana penuh cinta, kasih sayang, hormat menghormati, tiada dendam, tiada perang dan berbagai keadaan ideal (ideal state). Walaupun kita sama-sama mengetahui bahwa, kedamaian ideal adalah suatu yang nyaris mustahil. Faktanya kita hidup dalam perbedaan, dalam perselisihan, situasi berkonflik bahkan perang. Ini yang terjadi sehari-hari dalam hidup kita, silih berganti antara situasi yang menyenangkan dan situasi yang menegangkan. Dalam kondisi yang demikian, mau tidak mau kita harus berpikir inilah kehidupan, apapun yang terjadi mesti dilalui. Tinggal bagaimana cara kita melalui episode kehidupan ini. Hal terpenting yang meski kita pahami adalah bagaimana seharusnya kita memaknai corak kehidupan ini, termasuk memahami dan memperlakukan keadaan. Situasi berkonflik (conflicting situation) selalu kita hadapi, sepanjang tidak menjurus kepada kekerasan, kiranya ia masih fungsional dan “sehat” secara sosial. Namun manakala telah menjurus kepada kekerasan maka mesti dihentikan. Dalam konteks menjaga jangan sampai situasi berkonflik menjurus kepada kekerasan (baik fisik maupun psikis) maka perlu upaya mengelolanya secara komprehensif. Upaya yang harus dilakukan adalah upaya kolektif, dengan melibatkan semua pihak. Buku ini hadir dalam rangka mengugah kesadaran pembaca tentang perlunya kita berbagi peran dalam menjaga kedamaian dan perdamaian. Harapan penulis setiap pembaca tergugah kesadarannya bahwa, masing-masing kita memiliki andil untuk misi besar ini.
Buku ini merupakan kumpulan dari berbagai makalah yang pernah dipresentasikan penulis dalam berbagai kesempatan, terutama terkait dengan kegiatan-kegiatan bertajuk perdamaian. Penulis berupaya menyentuh semua ranah kehidupan, mulai dari agama, politik, kebudayaan, dunia perempuan, pemerintah, pelajar dan pemuda. Karena sepanjang pengamatan penulis, ada yang keliru dalam penanganan konflik dan perwujudan perdamaian. Kita lebih sering menyerahkan sepenuh urusan kepada Pemerintah untuk segalanya. Padahal ini hajat hidup kita semua, aktor dan korban adalah kita semua, maka ideal kiranya kita juga yang harus menjadi bagian dari transformasi konflik (meminjam istilah John Paul Lederach).
Dalam kata pengantar ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada kedua orang tua penulis yang sedari awal mengajarkan sikap inklusif kepada penulis. Kepada keluargaku, istri dan anak-anak, semoga kalian menjadi benih-benih pejuang perdamaian dan kemanusiaan di masa depan. Penulis juga perlu menyampaikan terima kasih kepada Saudara Suhardiman dan Setia Purwadi yang telah membantu sebagai editor, lay outer dan cover designer sehingga kumpulan tulisan ini menjelma sebuah buku yang menarik. Kepada pimpinan LP2M beserta seluruh jajaran patut pula penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga atas kemurahannya membantu penerbitan dari buku ini.
Sebagai sebuah karya ilmiah, hendaknya dibaca dalam konteks ilmiah, sehingga jika dijumpai kelemahan secara ilmiah hendaknya pembaca dapat memberikan kritik dan masukan konstruktif untuk perbaikan. Harapan penulis, semoga upaya sederhana ini memberikan kontribusi bagi perwujudan suasana damai berkelanjutan, baik dalam konteks Kalimantan Barat maupun Indonesia pada umumnya.
Link Download: https://drive.google.com/file/d/0B-X6qggxCCdhZnJ1TVZZTVFmTmM/view?usp=sharing