PROLOG
Sejak awal perkembangannya, bahasa Arab sudah memiliki sejumlah ilmu pengetahuan yang merupakan ilmu-ilmu warisan bangsa Arab. Bahkan jauh sebelum Islam lahir, bangsa Arab sudah memiliki ilmu-ilmu pengetahuan yang diwarisi secara turun temurun, seperti ilmu nasab, ilmu mencari titik air, ilmu mencari jejak, ilmu perang dan ilmu mengenal tanda badai. Media dari ilmu-ilmu tersebut adalah bahasa mereka sendiri yang menyebarluaskan budaya dan tradisi sehingga dapat berpindah dari satu masa ke masa lainnya. Bahasa Arab yang terpolakan dalam syair-syair dan prosa ketika dicoba diindentifikasi secara langsung tentang pengetahuan tersebut bangsa Arab mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan klasik bangsa Arab adalah prosa dan syair dengan segala kandungannya.
Berbicara tentang eksistensi bahasa Arab ditinjau dari sisi sejarah perkembangannnya, maka dapat dikatakan bahwa sejak awal eksistensinya tampak sudah terpolakan atau terpetakan menjadi bagian-bagian yang jelas dan memilki ruang lingkup tersendiri. Ibnu Khaldun menyebut ilmu-ilmu bahasa Arab tersebut dengan istilah ‘Ulum al-Lisan al-‘Arabi yang bermakna ‘ilmu-ilmu bahasa (lidah) orang Arab’ yaitu ilmu-ilmu yang bersangkutan dengan materi-materi yang menjadi bagian dari ucapan bangsa Arab yang terpetakan dalam empat bagian penting, yaitu; al-Lughah, al-Nahw, al-Bayan, al-Adab.
Keempat jenis ilmu bahasa Arab tersebut, meskipun berbeda cakupan dan kandungan keilmuannya namun sama-sama melengkapi dan membentuk satu kesatuan yang menjadi pilar tegaknya bahasa Arab sebagai bahasa ilmu alat dan sebagai media komunaksi. Untuk lebih jelasnya maka perlu dibahas secara garis besar ruang lingkup keempat bagian ilmu bahasa Arab tersebut sekaligus menelusuri awal perkembangannya.
Download: Aliran-Aliran dalam Ilmu Nahwu