Membangun Karakter Bangsa Dengan Penddikan Berbasis Al-Fatihah

Repository > Harjani Hefni > Membangun Karakter Bangsa Dengan Penddikan Berbasis Al-Fatihah

jurnal-al-haudl09062016154655_001-_-2Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Pendidikan karakter sebenarnya bukanlah hal yang asing untuk bangsa Indonesia yang religious ini. Dalam Falsafah Negara kita pendidikan karakter tertuang dalam seluruh sila dalam Pancasila, tertuang dalam lagu kebangsaan dengan istilah “bangunlah jiwanya”, dan secara gamblang dituangkan dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan dan training memiliki peran yang sangat penting. Bahkan saya berpendapat bahwa pendidikan karakter hukumnya wajib fauri, kewajiban yang segera harus dilaksanakan oleh pemerintah dan semua pihak yang peduli terhadap SDM.

Dengan jumlah penduduk yang .sangat besar, Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang sangat banyak sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Para pakar sepakat bahwa SDM berkualitas tidak hanya diukur oleh kemampuan skill tetapi sangat ditentukan oleh karakternya. Hasil penelitian di Harvard University Amerikan Serikat disimpulkan bahwa kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih ditentukan oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen oleh soft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Soft skill merujuk kepada kecemerlangan individu dalam beberapa aspek seperti sikap dan personaliti, kemahiran berbahasa (berkomunikasi), sikap bersopan santun memiliki pergaulan yang luas serta bersikap optimis. Soft skill dalam definisi di atas adalah identik dengan karakter.

Link Download:

Membangun Karakteri Bangsa Dengan Penddikan Berbasis Al-Fatihah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *